Menelusuri Pesona Kampung Heritage Kayutangan Malang
Hayyy sobat Ongis, kalian uda pernah mampir belum ke Kampung Heritage Kayutangan? Nah, kalau belum nih, besok besok pas ke Malang wajib banget mampir ke sini, dijamin, kalian bakal langsung merasakan suasana Malang tempo dulu yang bikin nostalgia.
Kampung Kayutangan ini tuh kayak museum hidup gitu. Banyak banget rumah-rumah tua yang masih berdiri kokoh sampai sekarang.
Bisa dibilang disana kayak perpustakaan sejarah yang hidup. Setiap sudutnya menyimpan cerita dan keunikan tersendiri, terutama rumah-rumah tua yang masih berdiri kokoh.
Udah gitu, tiap rumah punya cerita sendiri-sendiri yang unik. Mulai dari rumah yang dulunya jadi tempat produksi es lilin, sampai rumah yang punya cerobong asap buat ngebul-ngebulin daging.
Sejarah Singkat Kampung Heritage Kajoetangan
Nah, sobat Ongis, pernah kepikiran gak sih, kalau Kampung Kayutangan yang sekarang rame banget itu dulunya cuma hutan belantara?
Iya, bener banget! Dulu banget, sebelum ada bangunan-bangunan tinggi dan toko-toko modern, tempat itu cuma hutan lebat yang namanya Hutan Patangtangan.
Dulu Namanya Kampung Talun
Kalau kita mundur jauh ke belakang, sebelum ada nama Kampung Kayutangan, tempat itu dikenal dengan nama Kampung Talun.
Kenapa kok namanya Kampung Talun? Soalnya, dulu orang-orang di sana banyak yang berkebun di pinggiran hutan. Kata “talun” itu sendiri dalam bahasa Jawa Kuno artinya kebun baru.
Kisah Ken Arok dan Hutan Patangtangan
Nah, ada cerita menarik nih tentang Hutan Patangtangan ini. Konon katanya, dulu ada tokoh penting dalam sejarah Jawa Timur yang pernah bersembunyi di hutan ini.
Siapa lagi kalau bukan Ken Arok! Iya, si pendiri Kerajaan Singasari itu pernah nyempil di sini buat nghindar dari kejaran musuh.
Hutan Patangtangan ini unik banget, lho. Katanya sih, di hutan ini banyak tumbuh pohon yang daunnya bentuknya kayak jari tangan manusia. Makanya, hutan itu dinamakan Patangtangan.
Dari Hutan Jadi Kota
Lama-kelamaan, hutan belantara itu mulai dibuka dan dibangun rumah-rumah penduduk. Akhirnya, terbentuklah sebuah kampung yang semakin ramai.
Apalagi setelah Belkalian datang dan mulai membangun kota Malang.
Dulu, akses ke Kampung Kayutangan masih susah banget, karena harus nyebrang sungai Brantas. Tapi, seiring berjalannya waktu, dibangunlah jembatan dan jalan-jalan baru.
Kampung Kayutangan Jadi Pusat Perdagangan
Setelah jembatan dan jalan selesai dibangun, Kampung Kayutangan jadi semakin ramai. Banyak orang yang mulai berdagang di sini. Toko-toko dan rumah makan bermunculan di sepanjang jalan.
Bahkan, ada juga kantor-kantor besar yang berdiri di sini. Pokoknya, Kampung Kayutangan jadi pusat keramaian di Kota Malang.
Pernah Jadi Saksi Bisu Perang
Sayangnya, Kampung Kayutangan juga pernah mengalami masa-masa sulit. Saat perang kemerdekaan, banyak bangunan di sini yang rusak karena perang.
Tapi, semangat warga Malang nggak pernah padam. Mereka tetap membangun kembali kampungnya dengan semangat juang yang tinggi.
Tahun 2024
Sekarang, Kampung Kayutangan sudah berubah jadi tempat wisata yang menarik. Banyak wisatawan yang datang ke sini untuk menikmati suasana tempo dulu dan melihat bangunan-bangunan tua yang masih terawat.
Jadi, Kampung Kayutangan itu punya sejarah yang panjang banget. Dari hutan belantara, menjadi kampung kecil, lalu berkembang jadi pusat kota. Semua perubahan itu menunjukkan betapa dinamisnya Kota Malang.
Rute Destinasi Kampung Heritage Kayu Tangan
Nah, buat kalian yang lagi penasaran pengen tahu gimana sih serunya jalan-jalan di Kampung Kayutangan, simak nih Ongis bagiin pengalaman pas jalan jalan kesana.
Kalau perlu kalian download gambar peta yang Ongis bagikan diatas, biar nanti kalian gak tersesat atau ada yang terlewat tempat tempat serunya.
Mulai Petualangan dari Gang Talun Es
Biasanya, orang-orang masuk Kampung Kayutangan lewat Gang Talun Es. Kenapa kok namanya Gang Talun Es?
Ya, karena dulu di depan gang ini ada tempat jualan es campur yang terkenal banget. Nah, pas masuk gang ini, kalian bakal nemu peta kampung. Jadi, kalian bisa lihat dulu nih mau ke rumah siapa aja.
Rumah Pak Link: Surganya Barang Kuno
Rumah pertama yang biasanya jadi tujuan adalah rumah Pak Link. Rumahnya ini kayak museum mini gitu, penuh dengan barang-barang antik.
Ada vespa tua, kursi-kursi kayu yang unik, sampai koleksi kamera jadul. Pokoknya, kalau kalian suka foto-foto, di sini banyak banget spot menarik.
Rumah Jamu Bu Esther: Segarnya Jamu Tradisional
Dari rumah Pak Link, jalan kaki bentar aja, kalian bakal nemu rumah Bu Esther.
Di sini, kalian bisa nyobain berbagai macam jamu tradisional. Rasanya? Dijamin bikin badan seger! Rumah Bu Esther ini juga punya arsitektur yang unik, lo.
Rumah Punden: Rumah Mewah Zaman Dulu
Nah, kalau rumah ini dulu punya pemilik yang kaya raya. Makanya, rumahnya besar banget dan punya tiga lantai. Keren kan? Di dalam rumah ini, kalian bisa merasakan suasana rumah orang-orang kaya zaman dulu.
Rumah Galeri Pak Eko: Surganya Koleksi Antik
Buat kalian yang suka barang antik, wajib banget mampir ke rumah Pak Eko. Di sini, kalian bisa nemu berbagai macam koleksi antik, mulai dari perabotan rumah tangga sampai alat musik.
Gubuk Ningrat: Rumahnya Orang Kaya
Meskipun namanya gubuk, tapi rumah ini mewah banget. Dulu, rumah ini ditinggali oleh orang-orang kaya. Kalian bisa lihat sendiri arsitekturnya yang megah.
Rumah Pak Jacoeb: Rumah Pelukis
Rumah Pak Jacoeb ini punya cerita yang unik. Pemiliknya dulu seorang pelukis terkenal. Sampai sekarang, lukisan-lukisannya masih terpajang di rumah ini.
Rumah Abbas Akup: Rumah Seniman
Ini rumah yang dibangun tahun 1930 dan terkenal sebagai tempat tinggal almarhum Abbas Akup, sutradara film Inem Pelayan Seksoyyy.
Sekarang, rumah ini ditempati oleh adiknya yang merupakan seniman 3D, menggunakan limbah karet untuk karyanya. Bentuknya mirip galeri.
Rumah Penghulu dan Rumah Jengki
Selain rumah-rumah yang sudah disebutkan, di Kampung Kayutangan juga ada rumah penghulu, rumah jengki, dan rumah-rumah tua lainnya. Masing-masing rumah punya cerita dan keunikan tersendiri.
Pintu Air Rolak
Setelah masuk dari Jln. Basuki Rahmad Gg. 6, kalian bakal nemu pintu Rolak di sebelah kiri. Ini adalah saluran irigasi yang udah ada sejak zaman Belkalian. Dulu, pintu air ini sangat penting untuk mengairi sawah dan perkebunan.
Rumah Penghulu
Jalan ke barat sejauh 150 meter, kalian akan ketemu Rumah Penghulu yang dibangun oleh Bapak Rodial, penghulu pertama di kampung ini, sekitar tahun 1920-an. Arsitekturnya kental dengan nuansa kolonial.
Rumah Jengki
Di samping Rumah Penghulu, ada Rumah Jengki yang dibangun tahun 1960 oleh Hendarto. Sekarang dimiliki oleh HSM. Ali, keturunan Arab. Ciri khas jengki-nya bikin rumah ini berbeda dengan yang lain, dikelilingi pagar dari kayu bambu.
Rumah 1870
Ini dia si sulungnya rumah-rumah di Kampung Kayutangan. Udah berdiri sejak tahun 1870! Bayangin aja, rumah ini udah ngeliat Kota Malang dari zaman penjajahan sampai sekarang. Keren banget kan?
Rumah Cerobong
Rumah ini punya keunikan tersendiri karena dulunya ada cerobong asap di dapurnya. Cerobong ini digunakan untuk memasak daging yang dijual. Bayangin aja, aroma daging yang semerbak pasti bikin siapa aja jadi lapar!
Rumah Kebaya
Dulu dikenal sebagai Priamboo House Of Kebaya, rumah ini sekarang disewakan oleh seorang desainer terkenal. Bangunannya kuno dan besar, pasti menyimpan banyak cerita.
Rumah Nyik Aisyah
Setelah melewati Rumah Kebaya dan belok kanan sejauh 75 meter, kalian bakal sampai di Rumah Nyik Aisyah. Didirikan sekitar tahun 1920-an dengan atap pelana dan jendela kaca yang cantik.
Rumah Rindu
Kalau belok kanan ke utara, kalian bakal nemu Rumah Rindu. Didirikan tahun 1950-an oleh H. Nur Rochim, yang memproduksi bakiak di sini. Nama “Rindu” punya makna sejarah yang dalam.
Makam Eyang Honggo
Setelah itu, jalan ke barat sekitar 25 meter, kalian bakal sampai di makam Eyang Honggo Kusumo, yang menjadi tokoh penting di Kampung Kayutangan.
Rumah Mbah Ndut
Di samping makam ada Rumah Mbah Ndut yang dibangun tahun 1932. Ini adalah warung kopi pertama di kampung, dengan banyak barang antik yang menghiasi suasana.
Rumah Namsin
Masuk lewat Jln. Jendral Basuki Rahmat Gang 4, kalian bakal ketemu Rumah Namsin, dibangun oleh Belkalian sekitar tahun 1900. Sekarang udah jarang dihuni, tapi tetap terawat dengan baik.
Terowongan Semeru
Kalau lewat Jln. Semeru, kalian akan menemukan Terowongan Semeru yang dibangun oleh Belkalian. Kuat dan kokoh sampai sekarang!
Masjid Darussalam
Setelah melewati tiga rumah, kalian bakal sampai di Masjid Darussalam, yang juga dekat dengan Rumah Kartini, dibangun tahun 1940-an.
Masjid Khadijah
Kalau masuk lewat Jln. Arjuno, kalian akan menemukan Masjid Khadijah dan Madrasah Tsanawiyah. Dari sini, kalian bisa akses ke kampung heritage.
Makam Tkaliank
Disepanjang jalan kampung, kalian akan mendapati makam Tkaliank, tempat prajurit yang merupakan rekan Mbah Honggo. Dulu, tempat ini juga dipakai para penari tradisional.
Selama perjalanan, kalian bakal lihat banyak kegiatan warga, dari jualan kue sampai pedagang sayur. Suasana kampungnya bersih dan nyaman, dengan banyak tempat buat bercengkerama.
Kalau mau, kalian bisa jalan-jalan menyusuri pinggir sungai kecil di kampung. Jalanan di sini berliku dan unik, bikin perjalananmu makin seru.
Nah kalau kalian penasaran dengan foto foto rumahnya, bisa langsung lihat galery fotonya di IG Official kampung kayutangan disini ya : Official IG Kampung Kayutangan.
Rute dan Lokasi Kampoeng Heritage Kajoetangan
Mau ke Kampoeng Heritage Kajoetangan di Malang? Gampang banget kok nyari tempatnya. Kalau dari Alun-Alun Tugu Malang, kamu cuma perlu jalan sekitar 1,5 kilometer.
Biar gak tersesat, kalian bisa langsung buka HP link Google Maps yang Ongis bagiin disini : Rute Menuju Kampung Heritage. Ikutin aja yang ada di map itu pasti sampai dan gk bakal tersesat deh.
Untuk yang bawa kendaraan pribadi, kamu bisa meluncur ke utara ke Jalan Kahuripan, terus keluar di putaran setelah Komando Resor Militer 003.
Abis itu, belok kanan ke Jalan Semeru, lalu kiri ke Jalan Bromo. Setelah itu, belok kiri lagi ke Jalan Kawi, dan kurang lebih 300 meter, sampai deh di tujuan.
Kalau kamu lebih suka transportasi umum, ada beberapa pilihan. Pertama, bisa naik angkot jurusan Mulyorejo-Madyopuro.
Dari Alun-Alun, jalan 200 meter ke SMA Taman Harapan, terus sekitar 10 menit, berhenti di RSIA Mardi Waloeja. Dari situ, tinggal jalan 300 meter deh ke Jalan AR Hakim.
Atau, kamu bisa naik angkot jurusan Arjosari-Tidar. Jalan 300 meter ke Koperasi Simpan Pinjam Rasa Mandiri.
Terus berhenti di Cabang Biro Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan, jalan 200 meter lagi, dan sampai deh di Jalan AR Hakim.
Kalau malas jalan, ojek online juga pilihan yang oke! Harganya sekitar Rp 11.000 sampai Rp 20.000. Angkot juga terjangkau, tarifnya Rp 8.000 sampai Rp 10.000 sekali jalan.
Oh, ada juga angkot jurusan Hamid Rusdi-Arjosari. Dari Alun-Alun, jalan 180 meter ke SMA Taman Harapan, berhenti di Halte BI, dan tinggal jalan 400 meter ke pintu masuk Jalan AR Hakim.
Buat masuk Kampoeng Heritage Kajoetangan, tiketnya mulai dari Rp 10.000 per orang. Harga ini udah termasuk peta rute wisata dan postcard retro yang lucu-lucu. Jadi, siap-siap deh nikmatin suasana heritage di sana.
Pesona Rumah Unik Di Kampung Heritage Kayutangan
Kebetulan Ongis punya list nih, beberapa rumah unik yang seru banget untuk kalian kunjungi ketika berkunjung kesini.
List dibawah ini setidaknya jangan kalian lewatkan ya pas berkunjung kesini. Kalau perlu dicatat biar pas kesini gak lupa^^:
- Rumah Namsin
Rumah dengan desain modern ala Belkalian ini dulu pernah jadi tempat jual beli motor lho! Bayangin aja, udah dari zaman dulu orang Malang udah punya kendaraan roda dua. Keren banget kan?
- Rumah Jengki
Rumah ini punya ciri khas arsitektur Belkalian-Jawa yang unik. Jendela dan pintunya itu lo, bentuknya nggak biasa dan masih terawat banget. Katanya sih, dulu pemiliknya orang Arab yang punya bisnis cukup sukses di Malang.
- Rumah 1870
Ini dia si sulungnya rumah-rumah di Kampung Kayutangan. Udah berdiri sejak tahun 1870! Bayangin aja, rumah ini udah ngeliat Kota Malang dari zaman penjajahan sampai sekarang. Keren banget kan?
- Rumah Cerobong
Rumah ini punya keunikan tersendiri karena punya cerobong asap di dapurnya. Dulu, cerobong ini digunakan untuk ngebul-ngebulin daging yang mau dijual di pasar. Bayangin aja, aroma daging yang semerbak pasti bikin siapa aja jadi lapar.
- Gubuk Ningrat
Meski namanya gubuk, tapi rumah ini mewah banget! Atapnya berlapis-lapis dan ornamennya detail banget. Dulu, rumah ini ditinggali oleh orang-orang kaya di Malang.
- Rumah Jamu
Masih suka jamu tradisional? Nah, di rumah ini kalian bisa menemukan berbagai macam jamu seduh. Rasanya dijamin bikin badan sehat dan segar.
Nah, gimana nih? Siap menjelajahi keindahan dan sejarah Kampung Kayutangan? Yuk, rasakan pengalaman seru dengan paket wisata Malang dari OngisTravel!
Dengan tour guide yang ramah, kalian bisa eksplor setiap sudut destinasi wisata di kota Malang sambil menikmati kuliner khas Malang yang bikin nagih.
Booking paketmu sekarang dan bawa pulang kenangan indah serta cerita seru bareng Ongistravel untuk dibagikan^_^. Kalian bisa chat kami disini ya untuk tanya tanya promonya: Admin Ongistravel.